MENU

Iklan

IKUTI KAMI

Mobile Apps

Pengamat Soroti Krisis Moral Guru Lamongan: Dinilai Lemah dalam Pembinaan Spiritual

Wednesday, October 1, 2025, October 01, 2025 WIB Last Updated 2025-10-01T16:02:35Z

 

Lamongan, Kompas Jurnal– Dunia pendidikan di Kabupaten Lamongan kembali menjadi sorotan. Kali ini, pengamat politik sekaligus aktivis sosial, Nur Salim, menyoroti lemahnya perhatian pemerintah daerah terhadap penguatan moral dan spiritual guru.

Menurutnya, fenomena perceraian hingga perselingkuhan yang marak terjadi di kalangan guru merupakan tanda adanya krisis keteladanan dalam dunia pendidikan Lamongan.
“Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan hanya fokus pada peningkatan kualitas mengajar guru, tetapi sama sekali tidak pernah melakukan penguatan keimanan dan ketakwaan,” tegas Nur Salim saat dikonfirmasi awak media.
Nur Salim menilai, guru seharusnya menjadi teladan bagi siswa, bukan hanya dalam hal akademis, tetapi juga dalam hal moral dan spiritual. Namun kenyataannya, kata dia, banyak guru justru terjebak dalam persoalan rumah tangga hingga moralitas yang bisa merusak citra pendidik di mata masyarakat.

“Karena tidak adanya teladan dan panutan di Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan, perceraian guru juga banyak terjadi. Fenomena ini mencoreng wajah pendidikan kita,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Nur Salim meminta Kepala Dinas Pendidikan Lamongan tidak tinggal diam. Ia menegaskan bahwa pucuk pimpinan lembaga pendidikan harus bertanggung jawab atas maraknya persoalan moral yang menimpa kalangan guru.
“Kepala Dinas Pendidikan harus memiliki strategi program yang insentif, sistematis, dan masif di internal dunia guru untuk membenahi moral dan akhlak mereka,” ujarnya.
Ia juga menyoroti bahwa selama ini kebijakan pendidikan di Lamongan lebih banyak berfokus pada pembangunan fisik, seperti gedung sekolah megah atau seragam baru, tetapi mengabaikan hal yang lebih fundamental, yakni pembinaan karakter dan moral guru.

Nur Salim memperingatkan, jika permasalahan moral guru tidak segera dibenahi, maka dampaknya akan langsung dirasakan oleh generasi muda Lamongan.
“Guru yang tidak mampu menjaga keteladanan akan memberikan contoh buruk bagi siswa. Jika hal ini terus dibiarkan, masa depan generasi kita terancam. Pendidikan bukan hanya soal akademis, tapi juga soal akhlak,” tegasnya.
Sebagai solusi, ia mendorong Dinas Pendidikan Lamongan melakukan evaluasi menyeluruh dan menyusun langkah strategis untuk membina moral para guru. Penguatan iman dan takwa harus dijadikan prioritas dalam setiap program pendidikan.
“Dengan begitu, dunia pendidikan di Lamongan tidak hanya unggul dalam hal akademis, tetapi juga mampu melahirkan generasi yang bermoral dan berkarakter,” pungkas Nur Salim.
Redaksi: Team

 Editor:Agl

Komentar

Tampilkan

  • Pengamat Soroti Krisis Moral Guru Lamongan: Dinilai Lemah dalam Pembinaan Spiritual
  • 0

Bitcoin