Dugaan Kejanggalan Lelang Aset Jaminan Kredit PNM Bojonegoro Mencuat: Debitur Mengaku Tanpa Pemberitahuan

 

BOJONEGORO, Kompas Jurnal– Dugaan kejanggalan serius dalam proses lelang aset jaminan kredit yang dilakukan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Bojonegoro mencuat. Seorang debitur bernama Nurul Ismawati bersama orang tuanya secara resmi menyampaikan keluhan ini kepada Puskominfo Indonesia DPD Jawa Timur pada Selasa (30/9/2025).

Ketua Puskominfo DPD Jatim, Umar Al-Khothob, N.H., menemukan beberapa kejanggalan yang mengarah pada dugaan pelanggaran prosedur.

"Seharusnya pihak PNM menghadirkan pemilik jaminan untuk dimintai tanda tangan, namun hal itu tidak dilakukan," kata Umar, merujuk pada sertifikat atas nama Soim yang ikut dijaminkan bersama sertifikat milik Nurul Ismawati untuk pinjaman senilai Rp150 juta.

Umar menyoroti bahwa debitur mengaku tidak pernah menerima surat peringatan (SP) 1 maupun SP 2 sebelum aset jaminan dilelang. "Tiba-tiba aset tersebut sudah dinyatakan dimenangkan oleh pihak lain dari Surabaya tanpa sepengetahuan debitur," ungkapnya.

Selain itu, Puskominfo juga mencatat adanya masalah dalam transparansi pembayaran angsuran. Debitur sempat menitipkan angsuran melalui seseorang berinisial MY, namun kejelasan setoran tersebut tidak diketahui. Bahkan, rincian sisa pokok utang juga tidak diberikan oleh PNM.

Umar juga menyayangkan minimnya peran pemerintah desa. "Kepala Desa Kedungrejo seharusnya mengayomi dan melindungi warganya saat proses eksekusi, namun hal itu tidak terlihat," tegas Umar.

Puskominfo DPD Jatim berencana melakukan investigasi mendalam, termasuk klarifikasi kepada pihak desa dan PNM. Umar menduga adanya praktik mafia tanah di balik kasus ini, menjadikannya pekerjaan rumah bagi BPN, kepolisian, dan pihak terkait di Bojonegoro.

Hingga berita ini diturunkan, redaksi masih berupaya meminta konfirmasi dari pihak PT PNM Cabang Bojonegoro.

(Red/Asis)

Editor:Agl