HAPI Minta KPK Usut Tuntas Dugaan Korupsi Akuisisi BCA, Negara Diduga Rugi Triliunan Rupiah

Jakarta Kompas Jurnal — Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Himpunan Aktivis Pemuda Indonesia (HAPI) menggelar aksi protes di kantor pusat Bank Central Asia (BCA), Jakarta. Mereka mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera mengusut kembali dugaan korupsi dalam transaksi akuisisi BCA oleh Grup Djarum. Aksi ini dilakukan menyusul dugaan kerugian negara yang mencapai puluhan triliun rupiah.

“Negara diperkirakan mengalami kerugian sedikitnya Rp87 triliun dalam transaksi akuisisi 51% saham BCA oleh Grup Djarum,” ungkap Ahmad, koordinator lapangan HAPI, di lokasi.

Minta Prabowo-Gibran Penuhi Janji Bersih-Bersih Mafia Ahmad menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh menutup mata terhadap dugaan permainan kotor yang merugikan keuangan negara. 

“Kami meminta Presiden Prabowo S

dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk memerintahkan KPK, Polri, dan Kejaksaan agar segera memanggil dan mengusut kembali transaksi mencurigakan ini,” tegasnya.

HAPI juga mendesak DPR, khususnya Komisi III, untuk membentuk Panitia Khusus (Pansus) terkait akuisisi ini. 

“Ini terkait uang rakyat yang diberikan kepada BCA melalui obligasi rekap senilai puluhan triliun, tapi anehnya BCA justru dijual ke Djarum dengan harga hanya Rp5 triliun. Ada yang tidak beres dengan transaksi ini,” tambah Ahmad.

Dalam orasinya, Ahmad menghancurkan agar pemerintah membatalkan akuisisi tersebut dan mengembalikan kepemilikan saham BCA ke tangan negara. 

“Bagaimana mungkin BCA cuma dijual Rp5 triliun kalau tidak ada permainan orang dalam? Pemerintah telah mengucurkan obligasi rekap setidaknya Rp60 triliun untuk menyehatkan BCA,” tutupnya.

Sebagai bentuk simbolis perlawanan, para aktivis melakukan aksi teatrikal dengan menyiramkan air ke foto petinggi BCA. Aksi ini menjadi penegas pesan bahwa negara tidak boleh kalah oleh para mafia yang diduga terlibat dalam transaksi ini.

(Redaksi/senex) 

Editor: Agil